belajar memasak

Jumat, 29 April 2011
0 komentar
Gua doyan makan......sejak pacaran...hahahahaha. Kidding, pacar. Waktu kecil gua susah banget makan. Yang namanya makan harusnya 15 menit selesai, gua bisa 1 jam baru selesai. Ga heran waktu kecil badan gua kurus ceking kayak tiang listrik. Sejak dikasih minum susu sapi apa gitu sama nyokap, nafsu makan jadi bertambah. Dan semakin bertambah sejak gua menginjak bangku kuliah.

Sejak pacaran, gua sering mencoba berbagai jenis macam makanan
dan suka foto2in makanannya. Teman-teman pada protes kalo isi album foto di fb gua penuh dengan berbagai jenis makanan. Ga heran sejak pacaran, badan gua semakin melar sana sini.

Walaupun doyan makan, tapi gua ga bisa masak. Selama masuk dapur, yang gua lakukan cuma 3. Nyomotin makanan kalau (alm) oma, mba, atau nyokap gua lagi masak, ma
sak air, dan masak indomie. Ga lebih dari itu. Tapi sekarang beberapa kemajuan mulai nampak dalam kunjungan gua ke dapur. Yup, gua mulai bisa (catat! baru sekedar bisa, belom ahli) masak. Paling ga, sekarang kalo disuruh goreng2 sesuatu ga gosong lagi.

Bermula ketika gua terlantar sendirian di rumah. Persediaan indomie ga ada sama sekali, dan di kulkas cuma ada sosis. Akhirnya gua menekadkan diri untuk berani nyalain
kompor dan goreng sosis. Menggoreng, buat sebagian orang adalah pekerjaan yang mudah. Tapi buat gua, lebih susah daripada belajar sejarah. Dicoba satu sosis dulu, gosong! Sosis kedua, masih gosong! Sosis ketiga, akhirnya itu sosis bersahabat juga.

Walaupun masih belom sejago oma atau nyokap gua, paling ga kerj
aan gua ketika berkunjung di dapur mulai nambah. Tapi dibalik semua itu, gua suka ketika orang-orang yang makan masakan gua bilang, "enak!" Well, paling ga mereka masih segar bugar dan ga muntah-muntah akibat makan masakan gua.

Ini sosis ketiga yang gua goreng, dan berhasil walaupun masih aga gosong dikit. Yang putih-putih itu sue kiaw, sebenernya direbus cuma emang dasar males, goreng sekalian. Belom ahli, jadi masih gosong dah.

Siapapun yang mengenal gua ga akan percaya kalo fetucini ini gua yang buat. Gua pun ga akan percaya akhirnya bisa bikin fetucini. Dengan bantuan resep dari mbah google tentunya.

Ini masakan yang terakhir gua masak. Namanya dadar gulung sosis. Gua yang dulu, bahkan mecahin telor aja kulitnya masih suka ngikut. Sekarang uda bisa dadar. Buat gua itu kemajuan yang luar biasa loh.

Baca selengkapnya »

happy easter

Minggu, 24 April 2011
0 komentar
Ada satu pertanyaan yang menggelitik saya kemaren-kemaren, kenapa orang-orang lebih exited menyambut natal daripada paskah? Padahal menurut saya, natal dan paskah sama pentingnya. Jika tidak ada natal, tidak akan ada paskah. Begitu pula sebaliknya.

Anyway, apapun itu jawabannya....Happy easter everybody.

Baca selengkapnya »

tanda tanya "?"

Selasa, 12 April 2011
1 komentar
"Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini, tapi di jalan setapaknya masing-masing. Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama, mencari satu hal yang sama, dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan."


Untuk review kali ini, tulisannya agak panjang yah. Jadi siapkan pop corn kalian.

Dengan judulnya yang hanya sebuah tanda baca, Hanung Bramantyo berhasil membuat gua penasaran untuk menonton filmnya. Yup, judulnya "?" sebuah tanda tanya. Judul yang menggelitik rasa penasaran orang untuk menontonnya. Sebelumnya, gua tulis d
ulu sinopsis ceritanya disini.


Film ini bercerita tentang tiga keluarga dengan latar belakang, kebudayaan, dan agama yang berbeda. Keluarga pertama adalah Tan Kat Sun (Hengky Solaiman) yang
memiliki restoran cina. Tan Kat Sun sendiri sangat menghormati agama lain di lingkungannya. Di restorannya juga menjual makanan halal, peralatan makannya pun dipisah. Dan ketika hari raya lebaran tiba, pegawainya diberi ijin selama 5 hari. Tan Kat Sun sendiri memiliki seorang anak bernama Ping Hen atau Hendra (Rio Dewanto). Hendra diperlihatkan sebagai anak yang labil dan emosian, terutama jika diejek "cina" oleh orang-orang di sekelilingnya.

Keluarga kedua adalah Soleh (Reza Rahadian) yang pengangguran dan istrinya Menuk (Revalina S Temat). Sebuah keluarga yang terhimpit masalah keuangan. Soleh merasa gagal sebagai kelapa keluarga. Beruntung istrinya bekerja di restorannya Tan Kat Sun, sehingg
a bisa membantu ekonomi keluarganya.

Dan keluarga ketiga adalah seorang janda yang ditinggal suaminya menikah lagi, Rika (Endhita) dengan seorang anak bernama Abi (ga tau nama aslinya siapa). Diceritakan Rika baru saja pindah agama. Selain harus beradaptasi dengan agama barunya, Rika ju
ga harus menerima gunjingan banyak orang tentang keputusannya untuk pindah agama, sambil tetap membesarkan anak satu-satunya. Rika dipertemukan dengan Surya (Agus Kuncoro) yang lelah menjadi figuran terus menerus. Dan ketika Surya mendapat peran utama dalam sebuah drama pementasan, dia harus menghadapi pergumulan dengan keyakinannya yang bertubrukan.

Ketiga kisah keluarga tersebut dirangkai secara menarik oleh Hanung. Film ini jelas bukan film main-main. Film ini didukung oleh banyak nama besar, seperti Titien Wattimena sebagai script writer, Tya Subiakto sebagai penata musik, dan Yadi Sugandi sebagai sinematografer.

Film ini diangkat dari issue-issue sosial yang belakangan beredar di masyarakat. Pemboman gereja di malam natal, konflik antar umat beragama, dan konflik antar suku. Salut buat Hanung yang berani mengangkat issue sensitif ini. Keunikan dari film ini adalah tidak adanya pemeran utama. Masing-masing pemain memiliki porsinya sendiri, dan mereka m
emerankan dengan cukup baik. Terutama Agus Kuncoro, aktingnya luar biasa. Emosinya, pergumulannya, pertentangan keyakinannya ditunjukkan dengan sangat baik namun tidak berlebihan. Potongan-potongan adegan yang ditampilkan membuat film ini tidak membosankan.

Dan pada akhirnya gua ngerti kenapa Hanung hanya memberi judul "?" Seperti yang Hanung bilang, "dengan cerita seperti ini, judul apakah yang pas. jika memakai judul yang salah bisa-bisa menimbulkan kontroversi." Memang sebuah tanda tanya cuku
p mewakili cerita tentang toleransi antar umat beragama. Karena pada akhirnya kita tetap dihadapkan pada sebuah pertanyaan, "kapan ini semua akan berakhir?" "kapan perbedaan diantara kita akan membawa kedamaian?" Pertanyaan-pertanyaan yang ga akan pernah habis ditanyakan, dan entah apa jawabannya.

Hanya saja sangat disayangkan, nampaknya Hanung mencari aman unt
uk ending film ini. Hanung membiarkan masing-masing kisah bergabung untuk menjadi satu kesatuan. Padahal alur ceritanya tertata dengan sangat baik. Terlepas dari endingnya yang mengganggu, film ini juga memiliki visual yang menarik. Mata kita seakan-akan dimanjakan oleh gambar-gambar indah dengan angle-angle yang bagus. Sinematografernya memotret setiap adegan dengan sangat baik.

Well, akhirnya ada juga film Indonesia yang berkualitas di tahun ini. Jika kalian bosan dengan hantu-hantu yang gentayangan di bioskop kita ini, tontonlah film i
ni. Dijamin puas.

Dan untuk Glenn Fredly yang juga main di film ini, "bro, mendingan lu nyanyi aja deh."

Btw, si pacar pernah main drama bareng om Hengky Solaiman loh di gereja.

Baca selengkapnya »

serial cina jaman dulu

Selasa, 05 April 2011
0 komentar
Sejak selesai nonton DVD Putri Huan Zhu, gua jadi doyan ngudek2 youtube buat nyari drama seri lainnya si qiung yao. Mari kita bernostalgia sejenak.

Yang ini ga inget sama sekali ceritanya.

Yang ini kalo ga salah, anak kandungnya jadi pembantu di rumahnya. Lupa2 inget juga.

Kalo ini judul indonesianya kalo ga salah Misteri Perkawinan. Yg cewe nikah sama batu nisan. Lupa2 inget juga ceritanya.

Ini Putri Bunga Persik judul indonesianya. Ceritanya juga lupa, kalo ga salah di badan cewenya ada tato bunga persik.

Yang ini gua masih inget. Putri Sin Ye. Ceritanya si Sin Ye tuh ngerebut suami orang. Agak ga suka ceritanya.

Yang ini masih inget banget ceritanya. Judulnya Belenggu Pintu Cinta. Aturan keluarga si cowo kolot banget. Terus si cewe digebukin di 7 gapura kalo ga salah. Yang gua demen, cowonya ganteng.


Entah kenapa cerita-ceritanya Qiung Yao yang dulu-dulu sedih semua. Walaupun happy ending, tapi cerita di tengah-tengahnya sedih banget. Yang mendingan cuma Putri Huan Zhu. Itu juga kisahnya Ce Wei sedih juga. Pengen baca lagi novel-novelnya yang dulu-dulu. Ada yang tau ga dijual dimana? Di gramed uda ga ada.
Baca selengkapnya »

gnomeo and juliet

Jumat, 01 April 2011
0 komentar
Baru sadar, belakangan demen banget nulis tentang film. Entah itu film lepas atau serial tv. Mungkin karena demen banget nonton jadi demen membagikan mana serial atau film yang bagus, mana yang engga. Tapi balik lagi ke selera masing-masing. Btw, setelah berbulan-bulan ga menginjakkan kaki di bioskop, akhirnya kemaren nonton juga di bioskop. Gratis pula.

Gnomeo and Juliet. Pas ngeliat posternya uda pengen banget nonton. Tapi sempet khawatir juga, ini film nongol di indo apa ga. Gara2 importir film ngambek-ngambekan ama orang pajak, sekarang film barat yang masuk ke bioskop ga ada yang bagus. Kalo ga film barat ya film indo yang penuh dengan setan gentayangan.


Buat yang uda tau kisah tentang Romeo and Juliet karya Shakespare, pasti uda bisa menebak dengan mudah jalan cerita film ini. Yup, film ini memang dibuat berdasarkan cerita Romeo and Juliet, hanya saja dibuat lebih simple dan dengan ending yang berbeda.

Film ini menceritakan tentang kisah cinta terlarang antara gnomeo berto
pi merah dan gnomeo bertopi biru. Gnomeo itu boneka yang suka dipajang di kebun-kebun orang Eropa. Yang bertopi biru bernama Gnomeo, dan yang bertopi merah bernama Juliet. Kenapa terlarang? Karena dua kubu ini saling bermusuhan. Mudah ditebak bukan ceritanya. Silakan tonton sendiri di bioskop untuk melihat perbedaan endingnya.

Dari segi cerita cukup menarik. Hanya saja kelemahan pada film ini adalah kisah dan karakter yang pernah dipakai sebelumnya. Karena diambil dari cerita yang melegenda membuat orang mudah menebak jalan ceritanya. Dan karakter boneka yang bisa hidup dan
berbicara tentu tidak asing buat kita. Toy Story pernah membuat karakter serupa sebelumnya. Tentu jika dibandingkan dengan Toy Story, Gnomeo and Juliet jelas kalah jauh.

Tapi secara keseluruhan, film ini cukup menghibur dan tidak terlalu berat. Gua pribadi sangat menikmati film ini. Mungkin karena uda lama yah ga nonton di bioskop..hehehehehe. Satu lagi, Sir Elton John membuat film ini semakin menarik. Terutama pas duetnya dengan Lady Gaga. Buat yang uda bosan dengan setan yang bergentayangan di bioskop kita, tontonlah film ini. Dan semoga ngambek-ngambekannya importir film asing itu ga lama-lama deh.



Baca selengkapnya »
 
 

© 2010 warna-warni diriku, Design by DzigNine
In collaboration with Breaking News, Trucks, SUV