rapunzel

Dari kecil gua suka dengan berbagai jenis dongeng. Cinderella, Beauty and The Beast, Snow White, Sleeping Beauty, dll. Gua suka dengan ceritanya yang berakhir dengan happy ending. Putri dan pangeran akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya. Akhir cerita seperti itu selalu membuat gua tersenyum. Mungkin karena gua tahu di dunia nyata, hal seperti itu mustahil. Atas dasar itulah, gua pengen banget nonton Rapunzel. Setelah berhasil membujuk si pacar, kemaren akhirnya kita nonton juga. 3D again. Kayaknya ketagihan nonton 3D nech.


Pertama2, big applause dulu buat Disney, karena Rapunzel adalah film 3D terbaik yg pernah gua tonton. Gambarnya detail, bahkan struktur badannya juga dibuat sedetail2nya. Tokoh Rapunzelnya sendiri kulitnya ampe mulus banget. Begitu pula dengan pemandangannya. Pokoknya acara nonton kali ini puas banget.

Kedua, film ini adalah film khas Disney zaman dulu, dimana si tokoh utama selalu bernyanyi. Satu yang membedakan Rapunzel dari dongeng kebanyakan, si tokoh prianya bukan pangeran dan bukan dari orang kaya. Dan sudut pandang film ini juga diambil dari sudut pandang tokoh prianya, padahal filmnya menceritakan tentang si tokoh perempuannya.

Overall, ini adalah 3D Disney yang paling bagus, ceritanya juga lumayan bagus. Tapi jujur, gua lebih suka 2D Disney taon jebot. Film 3D Disney, kalo bukan karena bantuan Pixar, ceritanya pasti kurang bagus. Dan Rapunzel berhasil membuktikan kalo Disney masih patut diperhitungkan tanpa bantuan Pixar. Ya, Rapunzel tergolong must watch movie apalagi buat anak2. Anak2 butuh dongeng semacam itu sekarang.

Indonesia tuh harusnya bisa loh bikin film kayak gini buat anak2. Walaupun gak perlu 3D segala, 2D juga uda lumayan. Yang penting cerita dan maknanya. Banyak kan dongeng2 atau cerita rakyat yang bisa diangkat ke layar lebar. Jadi anak2 jaman sekarang gak melulu tahunya sinetron doang, yang jujur gak mutu banget.