si miskin dan si kaya

Senin, 11 Januari 2010
Dulu gua suka banget nonton telenovela atau sinetron. Entah kenapa dulu gua demen banget, tapi yg jelas gua ga melewatkan satu episode pun. Sekarang kalo diliat2, cerita telenovela atau sinetron begitu2 aja, terlebih sinetron sekarang yg ga bermutu lantaran kejar tayang. Tapi ada satu hal yg selalu ada dalam setiap telenovela atau sinetron, yaitu selalu ada orang kaya dan orang miskin. Dan entah mengapa si kaya selalu jahat dan si miskin selalu baik. Memang ga selalu begitu, tapi pasti selalu ada yg miskin dan selalu ada yg kaya.

Begitu pulang dengan dunia nyata, selalu ada yg miskin dan selalu ada yg kaya. Bahkan karena negara kita yang ga beres, yg miskin semakin miskin, sementara yg kaya semakin kaya. Tapi terkadang kita lupa bahwa dengan ketekunan si miskin bisa berubah menjadi kaya, dan dengan kesombongan si kaya bisa berubah menjadi miskin.

Waktu tahun baru kemarin, gua bertemu dengan seorang pendeta dari gereja yang jemaatnya bisa dibilang golongan atas semua. Dan ketika sedang berbincang2, istri pendeta tersebut selalu menggembar-gemborkan bahwa dia pernah ke Jerman dengan seorang bos, melihat pameran di Paris, suka menggunakan barang2 branded, minum di kedai kopi dari Amerika. Entah dengan pendapat orang lain, tapi saat itu gua berpendapat bahwa dia termasuk golongan atas yang sombong, padahal beliau istri seorang pendeta yang seharusnya bisa menunjukkan kesederhanaannya.

Gua juga punya teman yang selalu diajarkan orang tuanya untuk hidup dalam kesederhanaannya walaupun dia orang berada. Teman gua pernah cerita, orang tuanya dulu berasal dari keluarga yang kekurangan tapi dengan semangat dan ketekunan, mereka bisa mengubah status sosial mereka. Tapi si anak, yaitu temen gua selalu diajarkan untuk dapat bisa hidup sederhana, dan jangan sombong. Dan gua cukup salut dengan teman gua ini.

Banyak orang yang melihat hanya dari materi saja. Ada anak yang diajarkan untuk bisa bergaul dengan kalangan atas, ada anak yang diajarkan untuk bisa hidup sederhana, ada karyawan yang pandai mendekati bosnya untuk kekuasaan, ada bos yg memerintah seenaknya pada karyawan hanya karena beliau punya banyak uang, dan masih banyak contoh manusia yang terkadang melihat dari materi.

Saya pribadi, terkadang iri juga dengan orang2 kaya itu yang bisa menikmati segala yang ada tanpa takut kekurangan. Tapi terkadang merasa bahwa kebanyakan dari mereka terlalu sombong. Akan tetapi, pada hari mgg kemaren gua diingatkan kembali "barangsiapa yg miskin di hadapan Allah, dialah yg empunya kerajaan Sorga" dan ketika seorang teman menuliskan status di twitter "rumput tetangga lebih hijau" ada yang membalas "itu kan yang tampak dari luar, kita tidak tahu kalau didalamnya banyak kecoa dll, bersyukurlah atas apa yang telah kamu dapat" and thx's God sudah mengingatkan saya dalam banyak hal, dan tetaplah bersyukur. GBU

0 komentar:

 
 

© 2010 warna-warni diriku, Design by DzigNine
In collaboration with Breaking News, Trucks, SUV